Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Peletakan Batu Pertama Balai Latihan Kerja & Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia, Batam

Senin, 19 Mei 2025 | Mei 19, 2025 WIB Last Updated 2025-05-19T01:32:54Z


MARLIGA.COM - Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina KWI, Mgr. Aloysius Sudarso SCJ, memimpin peletakan batu pertama pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Pusat Informasi Migran di Shelter St. Theresia, Batam. Pembangunan ini merupakan hasil kerja sama antara Caritas Indonesia dan Komisi KKP-PMP Keuskupan Pangkalpinang.


BLK dan Pusat Informasi ini akan dibangun di lokasi yang sama dengan Shelter Migran St. Theresia dan ditujukan sebagai tempat pelatihan serta pusat informasi bagi pekerja migran dan calon pekerja migran. Inisiatif ini dilandasi semangat kemanusiaan dan kepedulian terhadap korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).


Mgr. Sudarso menyampaikan harapannya agar tempat ini menjadi "rumah" bagi para pekerja migran—tempat yang menerima siapa pun seperti keluarga. Ia menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan bentuk perhatian nyata Gereja Katolik terhadap isu-isu kemigrasian, selaras dengan pesan Paus Fransiskus yang mendorong perlindungan dan kepedulian terhadap pekerja migran.


"Seperti pesan Paus Fransiskus, siapa saja yang berjumpa dengan para migran, sama halnya berjumpa dengan Yesus,” ungkap Mgr. Sudarso.


Selama ini, Gereja Katolik telah aktif dalam advokasi TPPO dan memberikan perlindungan melalui keberadaan shelter. Mgr. Sudarso menambahkan, pembangunan ini mencerminkan kehadiran Gereja yang berjalan bersama para pekerja migran.


Sementara itu, Direktur Caritas Indonesia, Romo Fredy Rante Taruk, Pr, menjelaskan bahwa BLK dan pusat informasi ini akan menyediakan layanan pelatihan keterampilan serta edukasi bagi pekerja migran. Menurutnya, masih banyak pekerja migran asal Indonesia yang kurang memiliki keterampilan dan informasi yang cukup untuk bekerja di luar negeri.


"Tempat ini akan menjadi pusat edukasi, sosialisasi, dan penguatan jaringan kerja sama,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama dengan mitra kemanusiaan dan lembaga pemerintah demi menciptakan ruang yang aman, nyaman, dan bermartabat bagi para migran.


Ketua KKP-PMP Keuskupan Pangkalpinang, Romo Chrisanctus Paschalis Saturnus (Romo Paschal), menegaskan bahwa BLK dan pusat informasi ini terbuka untuk semua pekerja migran. Shelter St. Theresia juga bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk aparat hukum, kementerian terkait, dan pemerintah daerah.

Romo Paschal menyoroti rendahnya kompetensi dan kurangnya informasi yang diterima calon pekerja migran, yang seringkali membuat mereka menjadi korban TPPO.


"Pelayanan dan pendampingan di BLK dan pusat informasi ini diharap dapat membekali para pekerja migran dengan informasi yang cukup sebelum mereka bekerja di luar negeri,” ujarnya.


Pembangunan ini memperkuat peran Shelter St. Theresia sebagai pusat pelayanan migran, yang sangat relevan di wilayah Batam. Mengingat posisi geografisnya yang strategis, Batam menjadi kota transit utama bagi sindikat perdagangan manusia menuju Malaysia dan Singapura.


Menurut laporan Kompas, sejak Mei 2022, sedikitnya 200 pekerja migran diberangkatkan secara ilegal setiap hari dari Pelabuhan Feri Internasional Batam Centre ke Tanjung Pengelih, Malaysia. Praktik ini melibatkan berbagai pihak, dari tingkat bawah hingga atas, termasuk unsur swasta dan pemerintah.


Kegiatan peletakan batu pertama ini dihadiri oleh berbagai kalangan, antara lain:


Brigjen Pol. Dr. Anom Wibowo, S.I.K., M.Si. (Wakapolda Kepulauan Riau)

Bapak Bonar Panjaitan (Kabinda Kepri)

Perwakilan komunitas religius: Suster RGS, Suster Tiar SSCC, Suster JMJ, Suster FSE, Suster FCH

Bapak Adhi dari Bank Indonesia

Romo Agustinus Dwi Pramodo

Perwakilan Jaringan Safe Migran Batam

Tim KKP-PMP Keuskupan Pangkalpinang

Beberapa umat dan masyarakat sekitar. (Red)

×
Berita Terbaru Update